‘Family Was Against It but We’re Happy’: MSc Grad Quits MNC Job To Sell 50 Types of Tea

serena tea stall

Saat Serena, seorang lulusan MSc, membuka kedai teh, keluarganya menentang keputusan tersebut. Dia dulu bekerja di perusahaan multinasional tetapi kemudian memutuskan untuk menjalankan toko teh di Kochi.

“Suami saya adalah seorang penyelam scuba bawah air di Teluk. Tapi dia kehilangan pekerjaannya karena [COVID-19] pandemi. Saat itulah kami memutuskan untuk memulai usaha ini bersama-sama,” kenang Serena.

Bersama suaminya, dia mendirikan kedai tehnya di Pulau Willingdon di Kerala dan menamainya ‘Pulau Makan’. Dari teh stroberi, teh kembang sepatu, teh kayu manis, teh lada, dan teh sarapan Inggris hingga al-kubus dan chamomile, mereka menyajikan 50 jenis teh bersama dengan minuman dingin dan makanan ringan.

Namun, membuka kedai teh bukanlah tugas yang mudah. Pasangan itu harus menutup toko hanya dua hari setelah mereka memulai bisnis karena masalah hukum. Toko tersebut harus ditutup selama dua bulan sebelum mereka dapat memulai kembali bisnisnya.

Bahkan setelah membuka kembali tokonya, pasangan itu berjuang untuk mendapatkan pelanggan. Namun, mereka menyediakan makanan berkualitas dan berinteraksi dengan semua pelanggan mereka dan pada akhirnya berhasil menciptakan basis pelanggan yang baik.

Hari ini, terlepas dari perjuangan awal mereka, pasangan ini mewujudkan impian mereka sambil mendapatkan keuntungan yang lumayan.

Setiap pagi setelah mengantar anak ke sekolah, mereka datang ke toko bersama, bekerja, dan berangkat bersama. Di antara pasangan itu, suaminya Liju menyiapkan teh sementara Serena memasak makanan ringan dan menyajikannya panas dan segar. Dengan absennya Liju, Serena juga yang mengurus teh. Pasangan itu juga memiliki pembantu yang mengurus minuman dingin.

“Sudah lebih dari setahun sekarang; Alhamdulillah, kami menjalankannya dengan senang hati,” ujar Serena yang mengimbau masyarakat untuk mengikuti passion baik kecil maupun besar.

Tonton video ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang perjalanan inspirasionalnya:

Diedit oleh Pranita Bhat

Author: Gregory Price